Friday, March 08, 2013

A Tribute to Umar Kayam and Koesnadi Hardjasoemantri



It was Wednesday night, 6th March 2013, Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) UGM held a literary event called Negeri Para Mutan, a Tribute to Umar Kayam & Koesnadi Hardjasoemantri. Negeri Para Mutan showedcase a series of events celebrating the sixth anniversary of PKKH UGM. 

After being opened by Prof. Faruk HT, some dramatists including Sitoresmi Prabunigrat, Udik Supriyatna, Anes Prabu Sadjarwo and Meritz Hindra performed some of Umar Kayam's and GM Sudharta's short stories. There were also poetry performances for poems contained in Negeri Para Mutan's anthology. The anthology includes the works of Iman Budi Santosa, Rudi Yesus, Bambang Darto, Syam Candra, Teguh Ranusastra Asmara, Adjie S Mukhsin, Ulfatin Ch, Umi Kulsum, Retno Darsi Iswandari, Popy Dian Putranti, and Faruk HT.

I read one of my poems, entitled Pasar Malam, to pay tribute to a man I admire, Umar KayamHere, I'd like to share the poem. 

PASAR MALAM

kujejalkan carut-marut ke dalam bisingmu
peluit, dangdut, dan tawa hantu
segala yang bersahut-tubrukan
tiada yang kudengarkan
teriakan-teriakan masa silam
lampu-lampu menerobos satu sama lain
ada kegelapan dalam hatiku
yang tak ditembus siapa-siapa

aku memilih bianglala
roda hidup berputar kian kencang
untuk berhenti tiba-tiba
di sebuah sangkarnya kita
berteriak kencang pula
yang akan datang di sini, dicemaskan
seorang pengemudi mesin diam
sorot matanya tampak hampa
mungkin tak lagi abai pada kehilangan

berputar dan berputarlah bianglalaku
berputar dalam ketakutanku yang kian sirna
segalanya menjelma jual-beli
kau menggenggam karcis
dan aku mesti menggenggam uang
celakalah ia
yang mencari cinta ini malam

2012








No comments:

Post a Comment